Sam
terbangun dari mimpninya setelah ia mendapatkan vision lagi tentang Dean yang
menembakkan ppistolnya kepada seorang pria yang Sam tak kenal, kejadian itu
sepeti berada dirumah sakit kare
na Sam melihat ada seorng dokter wnaita disana.
Sam memaksa Dean mencari rumah sakit di kota itu, namun mereka tak bisa
memastikannya. Mereka sampai disebuha kota dan menanyakan perihal anak itu
kepada seorang pria berkulit hitam, yang kemudian Dean memanggilnya Tuan Sersan
setelah melihat tato ditangan orang itu. Tuan Sersan mengenal pria yang
disebutkan ciri-cirinya oleh Sam, ia bernama Duanne Tunner.
Dean dan Sam langusung kerumah yang ditunjukkan itu, namun sebelum
sampai Dean sempat membaca tulisan “Croatoan” disebuah pohon, Dean ingat
kata-kata itu berkaitan dengan sebuah sejarah, dahulu suatu desa pernah
mendapat serangan penyakit, yang membuat penghuni kota itu menghilang dalam
satu malam. Sam menanyakan apakah mungkin ini yang akan terjadi dengan kota
ini.
Mereka lalu menuju kerumah Tunner, saying TUnner tidak ada, hanya Kakak lelakinya dan kemudian sang ayah keluar, Dean merasa ada yang curiga setelah mereka tidak diizinkan bertemu ibu Tunner dengan alasan ibunya pergi belanja. Mereka menyelinap lewat pintu belakang setelah dari jendela samping rumah mereka melihat ibu Tunner disandra suami dan anaknya. Dean menembakkan istol dan mengenai ayah Tunner, sedangkan kakak Tuner kabur melalui jendela. Mereka seperti sedang menginfeksi ibu Tunner dengan darah mereka.
Mereka lalu menuju kerumah Tunner, saying TUnner tidak ada, hanya Kakak lelakinya dan kemudian sang ayah keluar, Dean merasa ada yang curiga setelah mereka tidak diizinkan bertemu ibu Tunner dengan alasan ibunya pergi belanja. Mereka menyelinap lewat pintu belakang setelah dari jendela samping rumah mereka melihat ibu Tunner disandra suami dan anaknya. Dean menembakkan istol dan mengenai ayah Tunner, sedangkan kakak Tuner kabur melalui jendela. Mereka seperti sedang menginfeksi ibu Tunner dengan darah mereka.
Dean dan Sam membawa ibu Tunner ke klinik, serta jenasah ayah
Tunner. Setelah dokter perempuan disana melakukan cek laborat pada darah ayah
Tunner, ia menemukan seperti ada sesuatu yang menyerah didarah itu, sperti
sulfur. Sam yang menunggu disitu sedikit terkejut, pasti ada campur tangan
iblis.Doter itu lalu memina untuk mengambil darah ibiu Tunner kalau saja dia
sudah terinfeksi. Awalnya ia mau, namun kemudian ia berotak menjatuhkan dokter
itu.
Ditempat lain, Dean yang mencoba mencari bantuan, ia dihadang beberpa orang warga salah satunya kakak Tuner, ia tak bisa keluar dari kota itu, bahkan Dean nyaris dibunuh, namun ia bisa membelokkan mobilnya dan kembali masuk ke kota, saat itu ia dihadang lagi oleh Tuan Sersan.
Dean dan tuan Sersan datang ke Klinik karena ternyata hanya dialah orang kota yang masih tersisa waras, saat dicek diluar, ternyata klinik itu sudha dikepung oleh semua warga yang telah terinfeksi. Dean lalu membunuh ibu Tunner yang mereka kurung disuatu ruang karena tak ingin ada resiko. Sesaat setelah itu, Tunner datang, ia heran kenapa kotanya sepi, ia bahkan baru saja pulang dari memancing. Dokter wanita itu melakukan pengecekan pada darah Tunner, namun karena kaki Tunner luka, Tuan sersan berpikir ia juga sudah terinfeksi. Dean siap menembaknya tapi Sam melarang, mereka terlibat debat lagi hingga Dean mengunci Sam disuatu ruang, Dean masuk keruang lain dimana Tunner ada, dan siap menarik senapannyakearah Tunner, Tunner berusaha membela diri, Dean mulai ragu dan tak jadi menembaknya.
Ia lalu kembali keruang Sam menyiapkan Bom dari alcohol untuk menghalau warga yang mengepung mereka, Sam meminta alcohol lagi kepada perawat wanita yang dari awal ada di klinik itu namun selalu saja berisik karena ia ingin keluar dari tempat itu. Saat masuk ke ruang lain, perawat itu mengunci Sam, lalu menyerang dan melukai dada Sam, mencoba menginfeksi Sam dengan darahnya, ternyata ia juga sudah terinfeksi sejak awal. Dean bisa mendobrak dan mencoba menyelamatkan Sam, namun terlambat, Seran mengatakan wanita itu sudah menginfeksi Sam dengan darahnya, Sersan meminta Dean menembak Sam. Tentu saja itu tidak mungkin Dean lakukan. Dean meminta dokter melakukan pengecekan darah, namun Sersan sudah yakin Sam terinfeksi, begitu juga sam, ia sudah yakin dirinya terinfeksi, ia meminta Dean membunuhnya. Tapi Dean tak bisa, ia malah memberikan kunci mobilnya pada Sersan dan menyuruh Sersan, Tunner dan dokter itu pergi dari klinik dengan membawa bom yang sudh mereka siapkan. Mereka mengajak Dean ikut serta, namun ia tak mau. Ia lalu memilih mengunci dirinya dikamar bersama Sam. Ia lebih memilih mati diserang Sam dari pada ia membunuh adiknya sendiri. Dean bahkan mengajak adiknya bermain kartu untuk menunggu waktu, Dean berkata bisan dan jenuh dengan kegiatannya berburu, kadang ia ingin istirahat saja dari semua pekerjaan itu. Sam sudah menyuruh Dean pergi, tapi Dean tak pernah mau meninggalkan adiknya atau pun membunuh adiknya.
Ditempat lain, Dean yang mencoba mencari bantuan, ia dihadang beberpa orang warga salah satunya kakak Tuner, ia tak bisa keluar dari kota itu, bahkan Dean nyaris dibunuh, namun ia bisa membelokkan mobilnya dan kembali masuk ke kota, saat itu ia dihadang lagi oleh Tuan Sersan.
Dean dan tuan Sersan datang ke Klinik karena ternyata hanya dialah orang kota yang masih tersisa waras, saat dicek diluar, ternyata klinik itu sudha dikepung oleh semua warga yang telah terinfeksi. Dean lalu membunuh ibu Tunner yang mereka kurung disuatu ruang karena tak ingin ada resiko. Sesaat setelah itu, Tunner datang, ia heran kenapa kotanya sepi, ia bahkan baru saja pulang dari memancing. Dokter wanita itu melakukan pengecekan pada darah Tunner, namun karena kaki Tunner luka, Tuan sersan berpikir ia juga sudah terinfeksi. Dean siap menembaknya tapi Sam melarang, mereka terlibat debat lagi hingga Dean mengunci Sam disuatu ruang, Dean masuk keruang lain dimana Tunner ada, dan siap menarik senapannyakearah Tunner, Tunner berusaha membela diri, Dean mulai ragu dan tak jadi menembaknya.
Ia lalu kembali keruang Sam menyiapkan Bom dari alcohol untuk menghalau warga yang mengepung mereka, Sam meminta alcohol lagi kepada perawat wanita yang dari awal ada di klinik itu namun selalu saja berisik karena ia ingin keluar dari tempat itu. Saat masuk ke ruang lain, perawat itu mengunci Sam, lalu menyerang dan melukai dada Sam, mencoba menginfeksi Sam dengan darahnya, ternyata ia juga sudah terinfeksi sejak awal. Dean bisa mendobrak dan mencoba menyelamatkan Sam, namun terlambat, Seran mengatakan wanita itu sudah menginfeksi Sam dengan darahnya, Sersan meminta Dean menembak Sam. Tentu saja itu tidak mungkin Dean lakukan. Dean meminta dokter melakukan pengecekan darah, namun Sersan sudah yakin Sam terinfeksi, begitu juga sam, ia sudah yakin dirinya terinfeksi, ia meminta Dean membunuhnya. Tapi Dean tak bisa, ia malah memberikan kunci mobilnya pada Sersan dan menyuruh Sersan, Tunner dan dokter itu pergi dari klinik dengan membawa bom yang sudh mereka siapkan. Mereka mengajak Dean ikut serta, namun ia tak mau. Ia lalu memilih mengunci dirinya dikamar bersama Sam. Ia lebih memilih mati diserang Sam dari pada ia membunuh adiknya sendiri. Dean bahkan mengajak adiknya bermain kartu untuk menunggu waktu, Dean berkata bisan dan jenuh dengan kegiatannya berburu, kadang ia ingin istirahat saja dari semua pekerjaan itu. Sam sudah menyuruh Dean pergi, tapi Dean tak pernah mau meninggalkan adiknya atau pun membunuh adiknya.
Doter wanita itu datang lagi ke ruang itu, ia menunjukkan kalau
orang-orang itu menghilang seketika. Kota jadi sepi.Dokter itu melihat hasil
tes darah Sam, setelah 5 jam taka da infeksi.Bahakan infeksi sebelumnya telah
hilang. Dean dan Sam merasa semua sudah berakhir, mereka meninggalkan kota itu.
Sedangkan Tunner dan Sersan itu pergi juga dengan mobil, ketika itu Tunner
meminta Sersan menepikan mobilnya dan ia menggorok Sersan dan melakukan hal
sama seperti yang pernah Meg lakukan. Ia berkomunikasi dengan iblis, dan mengatakan
kalau duo winchester’s kebal dengan infeksi itu.
Diperjalan
Dean dan Sam menghentikan mobil mereka dan menepi dipinggir danau, Sam
menanyakan apapkah niat Dean untuk berhenti dari berburu serius, Dean hanya
merasa kemarin mereka akakn mati, tapi Dean berpikir sesekali untuk berlibur,
Dean bahakan ingin ke Grand Canyon. Dean pun berkata kalau sebelum pergi,
ayahnya berpesan kepadanya tentang Sam.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar